Langka, Al-Quran Kuno dari Daun Lontar di Museum Gusjigang


 


Al Quran raksasa di Museum Gusjigang, Kudus, Jateng (Dian Utoro Aji/detikTravel) FOKUS BERITA Muslim Traveler Kudus - Museum Gusjigang X-Building di Kudus simpan koleksi Al-Quran kuno berumur tiga era. Ada juga Al Quran memiliki ukuran raksasa serta mini, yang dibuat dari lontar.

Miliki Sikap Bijak Bermain Judi Bola

Museum Gusjigang ada di Jalan Sunan Muria nomor 33, Kudus. Kecuali jadi etalase Kudus tempo dahulu, museum itu mempunyai galeri Al Quran.


Galeri Alquran di museum Gusjigang itu berisi satu Al Quran memiliki ukuran raksasa. Disamping itu, ada tujuh Al Quran yang terletak melingkari Alquran besar itu.


Ke-7 Al Quran itu ialah Al Quran kuno daun lontar, Al Quran bahan kulit sapi, Al Quran mini stambul Turki, Al Quran sampul pintu Ka'bah, Al Quran bahan kertas kuno, Al Quran kuno dari surau, serta Al Quran kuno dari pesantren.


"Di galeri Al-Quran itu ada beberapa Al-Quran baik macamnya, berbahan, atau ukurannya. Disana ada Al-Quran paling kecil serta paling besar, selanjutnya berbahan aslinya dari kulit sapi serta dari daun lontar," tutur Manajer Pemasaran Mubarok Food Cipta Delicia, Muhammad Kirom, waktu didapati detikcom di Museum Jenang serta Gusjigang, Jumat (24/7/2020).


Kirom menjelaskan Al-Quran yang dibuat dari daun lontar itu diprediksikan berumur seputar 300 tahun. Istimewanya, 30 juz Al Quran dari daun lontar yang telah kuno itu masih pada keadaan utuh.


"Misalnya, Al Quran ini, umurnya 300 tahunan. Itu yang dibuat dari daun lontar. Tulisannya itu 30 juz masih ada," tutur ia.


Simak juga: Museum Gusjigang Etalase Kudus Tempo DuluMenurutnya, Al-Quran kuno itu didapat dari seorang kolektor dari Salatiga. Harga untuk memperoleh Al-Quran itu juga mahal, capai Rp 40 juta.


"Saya bisa rekan saya, kolektor dari Salatiga. Jadi, itu telah tujuh turunan. Turunan ke-7 beliau memperoleh itu. Daun lontar, sebab sedikit umumnya itu Rp 100 juta. Tetapi, tempo hari dapatnya Rp 40 juta dari kolektor," Kirom memberikan tambahan.


Kecuali kuno, Al Quran itu istimewa sebab dituliskan dengan cermat di atas daun lontar kering dengan memakai pengutik, seperti alat spesial logam jarum yang dipanaskan. Pada zaman dulu alat ini digunakan dengan cara tradisionil untuk mencatatkan tulisan aksara kawi.


'Manuskrip Al-Quran raksasa ini diprediksikan berusia 3 era atau 300 tahun ini memiliki ukuran besar serta pada keadaan tertangani terbagi dalam atas 30 juz, halamannya dengan sampul yang lebar dibuat dari pelepah tangkai pohon lontar," ia menerangkan.


Kirom bercerita sedikit mengenai Al-Quran yang dibuat dari daun lontar itu. Menurut dia Al-Quran dibikin atas anjuran kiai pada saat itu. Dengan cara simpel, Al-Quran ini dicatat oleh santri saat akan lulus dari pendidikan di ponpes.


"Al-Quran itu anjuran oleh kiai, arti simpelnya seperti skripsinya waktu ingin wisuda. Jika santri dahulu diharap membuat (menulis) Al-Quran," ia menerangkan.


Disamping itu, ada Al-Quran yang dibikin dari kulit sapi, sampai Al-Quran yang memiliki ukuran raksasa. Al-Quran raksasa didapat dari Masjid Kudus. Al-Quran itu baru berumur seputar 10 tahun.


"Disamping itu, ada Al-Quran mini Stambul Turki dibikin di Istanbul Turki, warna tulisan kuning keemasan, merah serta hitam, diperlengkapi dengan kaca pembesar serta tembaga. Jika ini membacanya gunakan kaca pembesar. Ini kita peroleh dari beberapa kolektor," tutur ia.


Kirom memberikan tambahan semuanya untuk memperoleh koleksi benda kuno tidak mudah. Diakuinya untuk memperoleh Al-Quran kuno ini memerlukan waktu sampai setahun lamanya. Dengan begitu ia mengharap ada koleksi Al-Quran ini bisa tingkatkan kesayangan kaum muslim pada Al-Quran.


"Proses untuk cari serta memperoleh koleksi ini satu tahun. Mengincar satu tahun itu baru bisa, serta cari benda kuno itu membahagiakan," kata Kirom.


Disamping itu, salah satunya pengunjung, Rama (22) asal Kecamatan Dawe, Kudus menyengaja tiba ke Museum Gusjigang. Diakuinya baru ke-2 kali tiba di Museum ini. Ia akui meningkatkan pengetahuan sesudah mengenali ada koleksi Al-Quran kuno. "Ini baru ke-2. Dahulu keliling di Museum Jenang. Ini barusan lihat ada Al-Quran kuno," kata Rama yang disebut mahasiswa di perguruan di Kudus.


Postingan populer dari blog ini

Kehadiran seseorang yang membangkitkan gairah hidup

7 Rekomendasi Online Shop Baju Muslim Anak. Model Gemasnya Beragam, Harga Bersahabat!

Menjelajahi Kota Batu Petra