Sejarah di Balik Pergantian Nama Masjid Agung Demak


 Masjid Agung Demak pernah alami beberapa perubahan nama. Masjid yang dibangun semenjak era 14 itu pernah bertukar nama sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah.

Miliki Sikap Bijak Bermain Judi Bola

Pengurus Takmir Masjid Agung Demak, Wagiyo menjelaskan, sebelum Masjid Agung Demak berdiri, Sultan Fatah membangun bertambah dulu ponpes Glagah Wangi.


"Untuk memperkenalkan akidah yang sebetulnya, buat warga Glagah Wangi atau Demak Bintoro. Dahulu sebab pahamnya masih hindu, budhha, animisme, kapitayan, serta keyakinan. Hingga, beliau (Raden Fatah) membangun pesantren dengan kemampuan lafadz laa ilaaha illallah muhammadurrasulullah serta rupanya pesantren itu dapat berdiri serta dapat digunakan oleh warga seputar," jelas Wagiyo pada detikTravel di tempat Masjid Agung Demak beberapa lalu.


Simak juga: Mencari Sentral Pengerjaan Senjata Kerajaan Demak di Kudus"Pendirian ponpes itu, atas fundamen perintah guru besarnya, Sunan Ampel. Beliau (Sunan Ampel) pernah heran serta memikir, sopo seng arep ngaji (siapa yang ingin belajar agama Islam) sebab penduduknya saja masih pemula dengan ajaran agama Islam. Tetapi beliau (Raden Fatah) masih berdasar teguh pada lafadz laa ilaaha illallah muhammadurrasulullah, hingga ponpes itu bisa berdiri serta rupanya Allah berkeinginan lain. Rupanya banyak warga yang ingin masuk Islam serta belajar ajaran agama Islam. Dengan kesuksesan itu, membuat berkumpulnya beberapa wali untuk membuat atau membangun Masjid Agung Demak yang kita mengenal saat ini," sambung Wagiyo, yang telah jadi pengurus takmir masjid Agung Demak seputar 20 tahun itu.


Dia menerangkan, sesudah masjid dibuat Walisongo, namanya Masjid Pondok Pesantren Glagah Wangi di tahun 1466 Masehi.


Perjalanannya, sambungnya, sampai Raden Fatah jadi Adipati Notoprojo 1475 Masehi. 2 tahun selanjutnya 1477 Masehi, masjid tidak dapat memuat orang yang akan melakukan salat berjamaah. Hingga Walisongo bergabung kembali lagi musyawarah dengan Raden Fatah untuk memugar masjid.


"(Masjid Agung Demak) pernah dipugar pada 1477 Masehi, namanya beralih, sesudah diresmikan jadi Masjid Kadipaten Glagah Wangi," terangnya.


Lantas, Wagiyo melanjutkan, pada 1478 Masehi, Walisongo melantik Raden Fatah jadi seorang sultan atau raja islam pertama, di pulau Jawa. Yaitu, dengan gelar pertama kalinya, Raden Sultan Abdul Fatah Al Besar Sayyidin Panotogomo, lantas gelar kedua-duanya Syeikh Alam Besar Awal, serta gelar ke-3nya Pangeran Suryo Alam.


"Setahun selanjutnya, beberapa orang yang masuk Islam hingga masjid ini tidak dapat untuk memuat. Hingga Walisongo musyawarah lagi dengan Sultan Fatah, selanjutnya masjid dipugar diperlebar, ditinggikan, serta diperindah. Hingga 1479 Masehi, Masjid diperbarui serta namanya beralih, jadi Masjid Kasultanan Demak Bintoro," papar Wagiyo yang purnawirawan TNI itu.


"Selanjutnya sesuai dengan Undang Undang No 5 tahun 1992, dikerjakan PP No 10 tahun 1993, masjid masjid di kodya serta kabupaten/ kota menjadi masjid jami' atau masjid agung. Hingga Masjid Agung Demak sampai saat ini yang kita mengenal," paparnya.


Postingan populer dari blog ini

Kehadiran seseorang yang membangkitkan gairah hidup

7 Rekomendasi Online Shop Baju Muslim Anak. Model Gemasnya Beragam, Harga Bersahabat!

Menjelajahi Kota Batu Petra